Pangkalpinang – Anggota DPRD Provinsi Kep. Bangka Belitung Dapil I Kota Pangkalpinang, Fraksi Partai Demokrat, Nico Plamonia Utama, ST., MM menilai sistem pendidikan yang ada di Indonesia saat ini belum dapat dibilang baik ataupun ideal, begitupun dengan Kep. Babel sendiri.
Pernyataan tersebut disampaikan Nico pada saat membuka acara reses hari terakhir masa sidang I tahun 2021 di Ruang Pertemuan Hotel Cordela Pangkalpinang, Jumat (23/04).
Alumni SMAN 2 Pangkalpinang ini berpendapat, sistem pendidikan yang ada saat ini kurang memberikan ruang bagi siswa untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya. Sekolah saat ini tidak memberikan kebebasan kepada siswanya untuk memilih apa yang ingin dipelajarinya. Sehingga sekolah menjadi tempat yang kurang menyenangkan dan membosankan.
Saat ini kurangnya tempat bagi anak-anak yang memiliki bakat baik di olahraga, agama ataupun yang lainnya untuk menyalurkannya. Sekolah cenderung menilai hanya pada kemampuan akademik siswa dan berpatokan pada nilai.
Sekarang banyak keluhan dari adek-adek kami ini bahwa ujian sekolah itu berpatokan pada nilai. Sehingga tidak ada tempat bagi kegiatan ekstrakulikuler, seperti halnya kegiatan Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) yang dulu sering kami lakukan, kenang Nico.
Indonesia tidak kurang akan orang pintar. Menjadi manusia sejati tidak hanya dihitung dengan angka-angka saja tetapi lebih daripada itu hidup dengan baik dan beribadah kepadaNya.
“Manusia itu tidak ada yang sempurna. Tetapi tidak ada orang yang berhasil karena dia malas. Tidak ada orang yang berhasil karena dia tidak disiplin.”
Jadi sekarang kami mohon untuk Dinas Pendidikan Provinsi Kep. Bangka Belitung untuk lebih memperhatikan kurikulum yang ada pada dunia pendidikan kita sekarang ini. Mari kita memberi ruang bagi anak didik untuk mengembangkan minat bakatnya, seperti halnya kegiatan LKS.
“Membentuk karakter itu tidak hanya sebatas angka-angka saja, tetapi harus kreatif, cakap, mandiri dan bertanggung jawab,” ujar Nico.
Nilai bisa dicari asal tahu cara belajar, tetapi pemahaman akan suatu hal itu yang susah. Tahu belum tentu paham, tetapi kalau paham Insya Allah Tahu, yang kita cari ini paham, tambahnya.
Menutup acara Nico sapaan akrabnya menyampaikan permohonan, agar kurikulum yang sebelumnya untuk dikembalikan sehingga anak-anak SMP dan SLTA punya hak untuk mendapatkan sesuatu yang tidak hanya “teks book” saja, melainkan mereka punya hak belajar untuk menjadi seorang pemimpin, mereka punya hak untuk menjadi seorang pandu dengan aktif dipramuka dan lainnya sesuai dengan keinginan dan bakatnya.
Komentar